Makanan merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya. Setiap orang, termasuk anak-anak memerlukan makanan guna menunjang aktivitasnya setiap hari. Makanan sehat yang sudah kita kenal dengan 4 sehat 5 sempurna, kiranya sudah mencukupi kebutuhan gizi harian kita. Namun tuntutan zaman saat ini, manusia dengan segala kesibukannya, lebih memilih makanan yang serba praktis dan instan. Makanan siap saji yang populer di seluruh belahan dunia saat ini, bukanlah merupakan makanan yang sehat untuk dikota,terutama anak-anak. Anak-anak membutuhkan makanan sehat yang penuh nutrisi untuk proses tumbuh kembangnya.
Untuk menunjang proses tumbuh kembang tersebut, anak-anak membutuhkan berbagai jenis makanan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, ubi, jagung, kentang dan yang lainnya.
Makanan yang megandung vitamin seperti sayur dan buah-buahan, contohnya bayam merah, brokoli, apel, pisang, pepaya dan yang lainnya.
Makanan yang mengandung protein dan lemak, seperti telur, susu, keju, daging, ikan, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Berbagai macam sumber makanan tersebut adalah makanan yang mengandung serat, zat gizi atau nutrisi yang cukup untuk kebutuhan anak-anak.
Baca : makanan sehat untuk tumbuh kembang anak
Mengajari anak untuk memiliki pola makan yang sehat tidaklah mudah. Di luar lingkungan rumah, baik di lingkungan sekolah ataupun tempat bermain, menjamur jajanan yang menarik perhatian anak untuk dicobanya. Dewasa ini jajanan diluar tersebut banyak yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya untuk kesehatan. Salah satunya bahan yang mengandung zat aditif.
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan sebagai bahan makanan yang dapat berupa pengawet, perasa, pewarna dan penyedap/msg. Zat aditif terdiri dari dua jenis yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Zat aditif alami tergolong aman untuk digunakan sebagai campuran bahan makanan. Namun tidak demikian halnya dengan zat aditif buatan.
Zat aditif buatan adalah zat yang sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang terutama pada anak-anak. Jika anak-anak mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif dalam jangka panjang, maka hal ini akan memicu terjadinya penyakit seperti kanker, ginjal, alergi dan sebagainya.
Bahan Makanan Berbahaya Untuk Anak
Sebelum kita membahas mengenai jenis makanan apa saja yang berbahaya untuk anak konsumsi, ternyata disekitar kita juga banyak bahan makanan yang tidak baik dicampurkan kedalam makanan sebagai tambahan untuk proses pembuatannya. Sebagai orang tua, kita juga perlu mengetahui bahan-bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi keluarga kita, apalagi anak-anak kita. Beberapa bahan makanan yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi anak-anak, adalah :
rBGH and rBST, Recombinant Bovine Growth Hormone ( rGBH ) atau Recombinant Bovine Somatotropin ( rBST ) adalah hormone sintetis yang biasa digunakan untuk makanan sapi agar menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak.
Arsenik, Bahan kimia yang satu ini memiliki bahaya pemicu kanker, diabetes dan penyakit kronis lainnya. Bahan makanan yang mengandung arsenik ini biasa ditemukan dalam makanan kemasan bayi, makanan anak, minuman yang mengandung rasa dan lain-lain. Banyak perusahaan produsen makanan yang menggunakan bahan arsenik sebagai pemanis atau perasa pada produk buatannya, dan parahnya lagi produk makanan yang mengandung arsenik dijual bebas dipasaran bahkan diiklankan di televisi.
Nitrat dan Nitrit, Bahan aditif yang satu ini sering muncul pada bagian komposisi makanan yang ada dibalik kemasan makanan. Nitrat dan Nitrit adalah bahan pengawet yang dapat memberikan warna pada makanan dan menjadikan makanan lebih tahan lama dari waktu normalnya. Bahan ini banyak digunakan pada minuman yang biasanya dijual disupermarket. Zat aditif ini dapat memicu terjadinya kanker dan methemoglobinemia atau gangguan pada ibu menyusui. Nitrat dan nitrit juga dapat ditemukan pada makanan olahan seperti sandwich, burger, hotdog ataupun kacang polong yang sudah ditambahkan bahan aditif tersebut. Selain itu beberapa makanan kalengan seperti tuna, sarden, kacang kalengan dan sebagainya juga mengandung nitrat dan nitrit. Pada makanan kemasan yang mengandung nitrat dan nitrit biasanya terdapat tulisan dalam komposisinya yang bertuliskan “sodium nitrate“ atau “potassium nitrate“.
Merkuri, Ikan adalah salah satu sumber makanan yang memiliki kandungan omega 3 sangat tinggi. Namun tidak semua ikan aman untuk dikonsumsi, karena banyak ikan yang mengandung merkuri. Beberapa penelitian pada ikan ditemukan kandungan merkuri yang sangat tinggi, dan jika ikan ini dikonsumsi anak-anak dalam jangka panjang, maka akan mempengaruhi fungsi otak anak yang sedang berkembang. Merkuri pada ikan biasanya ditemukan dalam makanan ikan kalengan yang dijual di supermarket besar.
Kalium Bromate, Bahan kalium bromate umumnya ditemukan pada makanan yang mengandung bahan tepung. Kalium bromate adalah bahan tambahan yang biasa digunakan untuk adonan agar mengembang dengan sempurna. Kalium bromate adalah bahan makanan yang dapat dikategorikan berbahaya jika dikonsumsi anak-anak, karena jika zat ini dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan endokrin. Kalium bromate dapat menghambat hormone tiroid, jika tiroid rendah maka anak akan mudah lelah, kecerdasan anak menurun, tingkat konsentrasi melemah, sesak napas, dan gangguan pendengaran.
BHA dan BHT, Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) adalah bahan pengawet yang biasa digunakan untuk sereal agar tetap awet dan tidak rusak, walaupun dalam jangka waktu yang cukup lama. Bahan pengawet ini biasanya juga ditemukan dalam makanan kacang, margarin/mentega, daging dan makanan lainnya. Walaupun bahan pengawet ini tidak terlalu berbahaya, namun kita harus tetap mewaspadainya agar anak tidak terlalu berlebihan dalam mengkonsumsinya.
Azodicarbonamide, Bahan kimia yang satu ini biasa digunakan untuk peralatan olahraga. Namun bahan kimia ini juga biasa digunakan produsen roti untuk membuat produknya lebih putih dan bertekstur lembut. Ketika roti dipanggang, maka bahan kima tersebut akan berubah menjadi semicarbazide dan urethane yang menyebabkan kanker dan asma akut pada anak.
Boraks, Senyawa yang berupa bubuk putih ini biasanya dikenal dengan nama bleng dan digunakan dalam makanan untuk mengenyalkan makanan seperti : bakso, mie, pempek-pempek dan lainnya. Selain menyebabkan iritasi, sakit kepala, nyeri dan mual, konsumsi dalam jangka pangjang dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
Formalin, Zat kimia yang tidak berwarna satu ini biasanya digunakan untuk mengawetkan bahan makanan atau makanan itu sendiri. Umumnya di gunakan dalam mengawetkan mie basah, tahu, ikan dan lainnya. Penggunaan bahan kimia ini dapat menyebabkan alergi, sakit pada mulut, tenggorokkan, perut, mual, kejang sampai koma. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker.
Rhodamin B, Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang digunakan untuk tekstil dan kertas. Zat kimia jenis ini biasanya digunakan untuk minuman, kerupuk yang berwarna warni, manisan dan sebagainya. Penyalahgunaan rhodamin B mengakibatkan gangguan dari fungsi hari dan kanker.
Metanil Yellow, Sama dengan rhodamin B, zat kimia jenis ini juga merupakan pewarna sintetis dalam makanan, seperti : kerupuk, mie, tahu, gorengan dan sebagainya. Efek yang ditimbulkannya juga tak kalah berbahaya, yaitu dapat menyebabkan tumor dan kerusakan pada otak.
Selain zat aditif diatas, perlu diwaspadai juga penggunaan garam dan gula tambahan yang biasanya diberikan untuk penguat rasa agar lebih gurih dan manis. Minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, minyak goreng bekas atau bahkan yang ditambahi barang yang tidak sepatutnya seperti plastik dan lilin juga perlu diwaspadai. Setelah kita mengenal zat-zat aditif yang berbahaya untuk dikonsumsi anak-anak, maka berikut beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari.
Saus Tomat/Saus Sambal
Saus adalah makanan olahan dari tomat atau cabai merah, yang pada umumnya digunakan sebagai pelengkap untuk cocolan ayam goreng atau kentang goreng. Namun sekarang ini banyak produsen yang menggunakan bahan pewarna pakaian untuk menambah warna pada produk mereka. Cara yang paling mudah untuk mengetes warna saus adalah tuangkan saus pada telapak tangan dan biarkan hingga 1-2 menit lamanya, kemudian hapus menggunakan tisu. Jika saus meninggalkan bekas merah pekat, maka saus tersebut berbahaya untuk anak-anak konsumsi karena mengandung pewarna kimia berbahaya. Namun jika saus tidak meninggalkan warna, berarti saus aman untuk dikonsumsi anak.
Daging Olahan
Daging olahan ini seperti, burger, hotdog dan kebab adalah makanan yang sangat mudah ditemui disekitar lingkungan kita. Semakin hari semakin banyak pengusaha makanan fastfood menjajakan dagangannya saat malam hari. Makanan olahan ini memang sangat menarik dan lezat, namun makanan ini dapat memicu terjadinya penyakit jantung dan obesitas pada anak. Daging yang digunakan untuk membuat burger, hotdog dan kebab, adalah daging olahan yang mengandung MSG. Dan seperti yang kita ketahui, jika MSG dapat memicu terjadinya gangguan pada tubuh atau komplikasi pada organ tubuh manusia.
Snack atau Makanan Ringan
Makanan kemasan yang satu ini sangat disukai bahkan menjadi favorit anak-anak dan orang dewasa. Cemilan snack yang satu ini sangat berbahaya jika dikonsumsi anak dengan jangka waktu panjang atau terus menerus. Karena pada umumnya makanan ringan ini mengandung nitrat dan nitrit, juga MSG yang berbahaya bagi tubuh anak. Oleh sebab itu sebaiknya orang tua membuatkan cemilan sendiri dirumah untuk anak, dan tentu dengan rasa yang lezat dan kualitas baik.
Minuman Bersoda
Minuman bersoda sangat mudah ditemukan disupermarket terdekat. Bahkan anak-anak juga mudah sekali untuk membelinya ketika disekolah. Minuman bersoda ini memiliki 10 kali kandungan gula pada komposisinya, sehingga dapat menimbulkan obesitas pada anak. Oleh sebab itu akan lebih baik jika orang tua mengajari anak-anak untuk menjauhkan/menghindari minum minuman bersoda, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti obesitas, diabetes dan lainnya.
Makanan Berminyak/Berlemak
Gorengan salah satu makanan junk food yang sangat disukai semua kalangan. Rasanya yang gurih dan renyah membuat banyak orang ketagihan. Memakan gorengan boleh saja, namun akan lebih baik jika anak tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Jika anak mengonsumsi gorengan berlebihan, maka bisa jadi minyak pada gorengan tersebut tertimbun menjadi bagian dari lemak yang ada dalam tubuh. Oleh sebab itu ajarkan pada anak untuk tidak mengonsumsi makan berminyak secara berlebihan.
Mie Instan
Mengkonsumsi mie instan untuk anak-anak juga tidak baik. ini disebabkan bukan hanya campuran zat dalam pembuatan mie tersebut, tetapi juga karena mie itu sendiri memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang, yaitu kandungan karbohidrat yang tinggi namun kandungan vitamin, protein dan mineralnya sangat rendah. Selain itu mie instan mengandung MSG, pewarna dan kandungan natrium dalam proses pemgembangan mie instan juga sangat tinggi.
Kentang Goreng
Fast food yang satu ini banyak dijual disupermarket. Kentang goreng mengandung lemak dan kalori yang tinggi, sehingga berbahaya jika dikonsumsi anak dalam jangka waktu yang lama. Jika anak mengonsumsi kentang goreng olahan dalam jangka waktu panjang, maka akan memicu timbulnya penyakit jantung, diabetes dan obesitas pada anak. Dan solusi yang tepat ialah dengan membuatkan anak kentang kukus atau kentang goreng sendiri dari bahan kentang yang segar.
Permen
Pernahkan Anda melihat komposisi gula di kemasan permen atau manisan yang suka dicemilin anak ? Kandungan gula dalam permen sangat tinggi, sehingga selain mengakibatkan kerusakan pada gigi anak, juga beresiko meningkatkan gejala obesitas dan diabetes pada anak-anak.
Minuman Kemasan
Selain rasanya yang beraneka ragam, kemasannya juga beraneka bentuk, sehingga sangat menarik untuk anak-anak. Minuman ringan ini perlu diwaspadai karena tingginya gula dalam produk tersebut, dan penguat rasa yang tentunya berupa zat aditif buatan.
Jajanan Pasar dalam Kemasan
Pada pasar-pasar tradisional umumnya kita seringkali menjumpai aneka jajanan pasar, aneka kue basah dan cemilan-cemilan tradisional lainnya. Saat ini, semua produk tersebut dibuat dapat bertahan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu. Pengawet dan pewarna ditambahkan dalam jajanana pasar agar produk menarik dan bertahan lebih lama jika produk tidak habis terjual.
Sereal
Produk instan yang satu ini juga mengandung tinggi gula. Tak hanya itu, beraneka macam rasa yang dibuat juga merupakan bahan zat aditif buatan.
Makanan Kaleng
Bukan hanya zat dari bahan kaleng yang mengkontaminasi makanan didalamnya, namun makanan dalam kalengan juga mengandung pengawet, pewarna, perasa, gula dan lainnya. Mengkonsumsi makanan ini dalam jangka panjang dapat memicu penyakit jantung, diabetes dan kerusakan hati.
Makanan Beku
Makanan beku yang dimaksud disini bukan buah atau sayur yang kita bekukan di lemari es. Tetapi makanan instan yang sudah dibekukan dan tinggal dipanasi ketika akan menyantapnya. Untuk mengawetkan makanan beku agar tetap fresh, tentunya dibutuhkan kadar garam dalam jumlah yang banyak. Selain itu makanan beku juga mengandung tinggi lemak dan rendah serat. Bahya mengkonsumsi makanan jenis ini dalam jangka panjang dapat mengakibatkan hipertensi, penyakit jantung, diabetes dan kanker.
Sosis, Kornet dan Ham
Makanan ini juga mengandung tinggi lemak dan kolesterol. kandungan sodium didalam membuat citarasanya menjadi gurih dan enak sehingga banyak disukai pengemarnya. Mengkonsumsi produk ini dalam jangka panjnag dapat menyebabkan obesitas, penyakit jantung, stroke dan hipertensi.
Baca Juga : Manfaat Pentingnya Sarapan Untuk Anak
Banyak sekali jenis makanan ataupun bahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Orang tua harus jeli dalam memilih bahan makanan untuk keluarga. Selain itu orang tua juga dapat mengajarkan anak-anak sedini mungkin mengenai mana makanan yang baik dikonsumsi dan mana makanan yang sebaiknya dihindari oleh anak.
Umumnya makanan-makanan yang mengandung bahan berbahaya ini banyak kita temui dalam jajanan anak-anak, baik jajanan dalam industri rumahan maupun industri besar. Warna yang menarik, rasa yang gurih dan harga yang murah biasanya menjadi daya tarik tersendiri untuk anak-anak.
Memang butuh kesabaran dalam menangani anak-anak, apalagi balita yang memiliki keingintahuan yang besar untuk mencoba berbagi jenis makanan. Untuk menghindari anak jajan sembarangan di lingkungan sekolah, orang tua dapat membekali anak dengan sarapan atau membawakan makanan dari rumah. Namun jika orang tua membekali anak uang saku untuk jajan, dibawah ini beberapa tips untuk para orang tua dalam mengajari anak agar dapat memilih jajanan yang sehat :
Beri pengetahuan untuk anak mana jenis makanan yang berbahaya. Misalnya : makanan dengan warna yang mencolok, makanan yang memiliki rasa yang tajam, menggunakan pengawet dan lain sebagainya.
Perkenalkan kepada anak untuk mengecek kondisi makanan saat membeli makanan, mulai dari nama produk, komposisi, tanggal kadaluarsa, kualitas kemasan dan sebagainya.
Ajarkan anak sebaiknya untuk tidak membeli/menerima makanan yang dibungkus kantong plastik, kertas koran, sterofoam dan sebagainya. Beritahukan juga alasannya.
Bekali anak dengan pengetahuan tentang kebersihan (higienis, sehat dan aman), baik itu mengenai tempat penjualan makanan tersebut ataupun alat-alat yang digunakan untuk menjual makanannya, juga kebersihan si penjual makanan.
Terapkan anak untuk selalu hidup bersih dan mencuci tangan sebelum makan.
https://dokteranak.org/jenis-makanan-yang-berbahaya-untuk-anak