Jelajah
IMG-LOGO

PENGERTIAN PUPUK KOMPOS DAN JENIS JENIS KOMPOS

Create By 27 February 2018 10 Views

Pupuk kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik seperti tanaman maupun hewan. Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik yaitu melibatkan oksigen dan anaerobik atau tanpa menggunakan osigen di dalam prosesnya. Proses dekomposisi atau penguraian inilah yang menjadikannya disebut sebagai pupuk kompos. Sedangkan arti dari proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. 


Membuat kompos berarti mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. 
Sebagai pupuk alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara. 

Pada postingan kali ini akan diuraikan mulai dari pengertian pupuk kompos, jenis-jenis pupuk kompos, keunggulan pupuk kompos, cara penggunaan pupuk kompos, dasar pembuatan kompos, dan aneka cara pembuatan kompos secara cepat. 

 

Jenis Jenis Kompos

Seperti sudah dijelaskan di awal, pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan bahan utama sampah. Ada dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Kita harus memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Yang bisa dijadikan bahan kompos adalah jenis sampah organik. Ada 2 tipe sampah organik, yaitu sampah coklat dan sampah hijau.
Sampah coklat terdiri dari : daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam, jerami, kulit jagung, kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran.
Sampah hijau terdiri dari sayuran, buah-buahan, potongan rumput segar, daun segar, sampah dapur, ampas teh/kopi, kulit telur, pupuk kandang. 
Sampah coklat kaya kandungan karbon (C) yang merupakan sumber energi makanan untuk mikroba. Sampah hijau mengandung nitrogen (N) yang diperlukan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak. 

Sedangkan yang masuk kelompok sampah anorganik adalah plastik, stereoform, kertas (mengkilat), logam, dan kaca. Selain itu ada bahan-bahan yang sebaiknya tidak dibuat kompos yaitu: 
- Daging, ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak/minyak, ampas kelapa, sisa sayuran yang bersantan (menyebabkan munculnya belatung). - Kotoran anjing & kucing (kemungkinan membawa penyakit). 
- Tanaman yang berhama (hama dan bijinya masih terkandung dalam kompos jadi). 
- Ranting, dahan, dan batang kayu yang tidak mudah hancur dalam kompos (mengundang rayap). 

Keunggulan dan Kekurangan Kompos

Pupuk organik mempunyai sangat banyak kelebihan namun juga memiliki kekurangan bila dibandingkan dengan pupuk buatan atau kimia (anorganik). 
Kekurangan: 
1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik. 

2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan implementasinya. 
3. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan. 

Keunggulan: 
1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik). 
2. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme. 
3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah. 
4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah. 
5. Menjadi penyangga pH tanah. 
6. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan. 
7. Membantu menjaga kelembaban tanah 
8. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun 
9. Tidak merusak lingkungan. 

Manfaat Kompos

Sebagai salah satu pupuk organik yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah tanaman, sampah pasar dan lain-lain, pupuk kompos mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
a. menambah kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyerap pupuk tambahan lainnya. Selain itu kompos juga menciptakan lingkungan yang baik bagi kehidupan jasad renik sehingga tanah menjadi subur. Hal ini akan membantu pertumbuhan tanaman.
b. mengurangi kepadatan massal pada tanah bertekstur halus (tanah liat, tanah liat loam), meningkatkan kerapuhan (workability) dan porositas, dan meningkatkan permeabilitas gas dan air, sehingga mengurangi erosi. 
c. mengurangi timbunan sampah dan nilai estetika lingkungan, mempertahankan kualitas lingkungan di sekeliling, dan alternatif lapangan kerja bagi penduduk. 

Kompos merupakan bahan yang apabila berubah, tidak dapat kembali ke keadaan semula (Ireversible). Apabila kompos mengering, unsur hara yang terkandung didalamnya akan ikut hilang bersama dengan air dan apabila kompos ditambahkan air kembali maka unsur hara yang hilang tadi tidak dapat kembali lagi. Demikian juga dengan pengaruh air hujan. Apabila kompos kehujanan, unsur hara akan larut dan terbawa air hujan. 
Kompos apabila sudah jadi, sebaiknya disimpan sampai 1 atau 2 bulan untuk mengurangi unsur beracun, walaupun penyimpanan ini akan menyebabkan terjadinya sedikit kehilangan unsur yang diperlukan seperti Nitrogen. Tetapi secara umum kompos yang disimpan dahulu lebih baik. 

Ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah: 
1. Warna; warna kompos biasanya coklat kehitaman 
2. Aroma; kompos yang baik tidak mengeluarkan aroma yang menyengat, tetapi mengeluarkan aroma lemah seperti bau tanah atau bau humus hutan 
3. Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpa
4. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.

Cara Membuat Kompos

Ada beberapa alternatif cara membuat pupuk kompos yang bisa dipilih sesuai kondisi lingkungan sekitar. Pada daerah yang banyak terdapat sampah kota dan desa yang telah mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang cukup lama di alam terbuka, dapat menerapkan cara sebagai berikut:
- Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah 
- Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk 
- Jemur sampai kering, lalu ayak 
- Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah. 

Alternatif lain cara membuat kompos
Bahan pupuk kompos: 
- 2 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage) 
- 6 m3 kulit buah kopi 
- 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter) 
- 30 kg abu dapur atau abu kayu 

Cara Membuat Pupuk Kompos

1). Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan. Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m(panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak. 
2). Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu. 
3) Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 – 5 hari, lalu segera menurun lagi. 
4). Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan. 
5). 2 – 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 – 3 bulan kompos sudah cukup matang. 
6). Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja. Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro atau lainnya. 

Kompos Sistem Bogor

Bahan : 
- Sampah mudah lapuk (garbage) 
- Jerami yang sudah bercampur dengan kotoran dan air kencing ternak. 
- Kotoran ternak memamah biak 
- Abu dapur atau abu kayu 

Cara Membuat Pupuk Kompos: 
1). Timbuni campuran jerami dan sampah setinggi 25 cm di atas bedengan berukuran 2,5 x 2,5 meter. 
2). Timbun lagi campuran kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan tadi tipis-tipis dan merata. 
3). Timbun lagi campuran jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm. 
4). Tutup lagi dengan campuran kotoran dan kencing ternak. 
5). Timbun bagian paling atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm. 
6). Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan 60 hari. 
7). Setelah di proses selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang. Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas bedengan pengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan. 

Cara Membuat Kompos Metode Karung

Berikut ini adalah cara pengomposan, dengan menggunakan karung sebagai wadahnya : 
Langkah: 
1: Potong/cacah dengan ukuran 2 s/d 3 cm sampah organik yang akan dibuat kompos.
2: Campur sampah coklat dan sampah hijau dengan perbandingan 1:2. Jika terlalu banyak sampah coklat, pengomposan akan memakan waktu lama.
3: Ratakan sampah yang akan dibuat kompos sebelum dicampur dengan MOL.
4: Sirami permukaan sampah secara merata dengan MOL.
5: Aduk agar MOL tercampur merata. Siram kembali dengan MOL sampai sampah terlihat basah kemudian aduk kembali.
6: Masukkan sampah ke dalam karung, setelah diangin-anginkan sebentar. Kemudian karung diikat agar tidak diacak-acak kucing, anjing, atau ayam.
7: Karung ditusuk-tusuk dengan obeng atau alat lainnya secara merata agar oksigen (udara segar) bisa masuk.
8: Simpan di tempat yang tidak kehujanan dan tidak terkena sinar matahari langsung.
9: Seminggu sekali Langkah 3 s/d 8 diulang kembali. Dalam waktu enam minggu kompos sudah jadi dan siap digunakan. 

Catatan: 
- Minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja, suhu mencapai 45-65C. Karung terasa hangat bila dipegang. 
- Minggu ke-3 dan ke-4 suhu mulai menurun menjadi sekitar 40C. 
- Minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal seperti suhu tanah, kompos sudah jadi/matang. 
- Kompos yang sudah jadi berwarna coklat kehitam-hitaman dan baunya seperti tanah. 
- Hal-hal lain yang perlu diketahui: 
Starter untuk Mempercepat Proses Pengkomposan
Ada dua pilihan untuk mendapatkan starter, membeli di toko pertanian (biasa disebut EM4) atau membuat sendiri (umumnya disebut MOL).
Starter buatan sendiri bisa menggunakan bahan yang bermacam-macam, tergantung selera. Berikut saya sajikan contoh pembuatan MOL menggunakan bahan baku nasi.
Langkah-langkah membuat MOL 
1. Nasi (baru maupun basi) dibentuk bulat sebesar bola ping-pong sebanyak 4 buah. 
2. Diamkan selama tiga hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu. 
3. Bola nasi jamuran kemudian dimasukkan ke dalam botol/wadah plastik. 
4 Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak empat sendok makan ke dalam botol/wadah yang berisi nasi jamuran. 
5, Diamkan selama satu minggu. Campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau asem seperti tape/peuyeum. 

MOL sudah bisa digunakan sebagai starter untuk membuat kompos dengan dicampur air. Perbandingan MOL dengan air sebesar 1:5. 

Wadah untuk Pembuatan kompos. 
Wadah ini biasa disebut dengan komposter. Macam-macam jenisnya, ada yang terbuat dari batako, gentong plastik, ada yang namanya keranjang takakura, bahkan bila mau bisa beli jadi yang harganya sampai ratusan ribu. 
Alternatif pembuatan pupuk kompos sederhana, anda bisa memanfaatkan karung bekas. 

Cara Mengaplikasikan Pupuk Kompos

Pupuk kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan 1: 3, satu bagian kompos dan tiga bagian tanah. Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. 

Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos. Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman: padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.

https://www.lintangsore.com/2016/12/pengertian-pupuk-kompos-dan-jenis-jenis.html

IMG
IMG
IMG